Selasa, 17 Februari 2015

BAMBU DAN HARGA

1. Bambu Petung
Diameter  bambu petung berkisar 8-13cm, namun dapat juga mencapai 30cm. Panjangnya berkisar 10-18m. Terdapat banyak bulu rambut, bulu rambut panjangnya mencapai 1cm yang terdapat di setiap ruas. Tumbuh di gunung yang terjal atau basah, bisa juga di lereng gunung. Bambu petung biasanya berwarna hijau(muda) atau kuning(tua). Kegunaan:
  • Untuk mancang/untuk memasang pondasi (pada tanah yang biasanya tidak stabil)
  • Untuk mengecor
  • Untuk tiang rumah
Harga  : Rp. 35.000 – Rp. 50.000 (4m-5m)

2. Bambu Wulung
Bambu ini berdiameter 9-12 cm dengan tebal 2cm. Yang membedakan bambu ini dengan bambu lainnya adalah warnanya yang hitam. Kegunaan        :
  • Anyaman
  • Hiasan
  • Dinding
  • Untuk membuat rusuk-rusuk rumah
Harga  : Rp. 12.500 – Rp. 15.000 (5meter)
3. Bambu Apus/Tali
Diameternya 4-8cm dengan panjang 6-13cm. Tebalnya  2cm. Bambu ini merupakan bambu yang paling populer dan dikenal masyarakat. Karena bambu ini yang paling banyak digunakan untuk membuat usuk rumah, reng, pagar, selain dari harga yang sangat murah. Bambu apus yang dibelah tipis dan dianyam dapat dijadikan dinding, bahkan bahan penutup atap. Bambu ini paling banyak dimanfaatkan karena lebih lentur dan mudah dibentuk dibandingkan bambu yang lain.
Bambu ini berwarna hijau kekuningan. Harga berkisar Rp.7000-Rp.9.000 (4,5 meter)
4. Bambu Ampel
Secara fisik, fungsi, dan harga bambu ini tidak berbeda jauh dengan bambu apus. Yang membedakan hanya bambu ampel lebih keras dan tidak lentur seperti apus.
 5. Gedhek
Gedhek adalah bentuk lain dari bambu yang digunakan dalam pembangunan. Bambu apus yang dipotong melintang menghasilkan lapisan bambu yang tipis. Lapisan-lapisan ini kemudian dianyam menjadi berbagai pola dari yang sederhana hingga yang bermotif kompleks. Harganya pun bervariasi, dari Rp.35.000 per lembar (1×2 m) hingga Rp.35.000 /m2.
Jaman sekarang gedhek jarang digunakan sebagai bahan utama untuk dinding. Biasanya hanya digunakan untuk penghias interior maupun eksterior.
  1. Kriteria Bambu Yang Baik
  • Bambu Tua (5 tahun)
  • Berwarna kuning jernih atau hijau tua.
  • Berbintik putih pada pangkalnya,
  • Berserat padat dengan permukaan yang mengkilap
  • Ditempat ruas tidak boleh pecah.

Pengawetan Bambu
Pengawetan bambu ada dua cara, tradisional dan kimiawi.
-          Tradisional :
Sebelum digunakan bambu direndap selama satu bulan di dalam air tawar, payau, atau air laut yang tenang atau mengalir sehingga kanji yang terdapat pada bambu larut dalam air. Perendaman bambu sebaiknya dilakukan setelah bambu dikeringkan dalam keadaan vertikal di tempat yang teduh, baru kemudian direndam seluruhnya. Bambu yang baik, setelah direndam berwarna pucat dan berbau asam yang khas, dan di bagian dalam ruas tidak terdapat bulu dalam.
-          Kimiawi ada dua cara:
  1. Setelah ditebang (masih basah), daunnya jangan dihilangkan untuk memberi tanda dalam proses. Bambu direndam dalam larutan pengawet (solar) dalam posisi vertikal. Pada hari kedua atau ketiga daun bambu masih terlihat hijau seperti sebelim proses dimulai, namun saat daun bambu sudah berubah menjadi kekuning-kuningan, menjadi tanda bahwa proses pengawetan sudah selesai.
  2. Setelah ditebang (masih basah), daunnya dibersihkan/dihilangkan semua, bambu diposisikan horizontal dengan pangkal lebih tinggi dari ujungnya. Bagian pangkalnya dituangi bahan pengawet pada bagian ruas yang sudah dihilangkan sebagian. Pada awalnya air yang menetes dari ujung bambu adalah air yang tidak berwarna  (air bambu itu sendiri), lama kelamaan air yang menetes berwarna kekuningan (menyerupai cairan pengawet yang dipakai), menandakan bahan pengawet sudah diserap oleh bambu dan prosesnya selesai.
# Melayani Jual Beli Bambu di daerah Medan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar